Rabu, 04 April 2012
Festival Tidore Diyakini Dongkrak Pariwisata Malut
JAKARTA
(Suara Karya): Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) bersama dengan Pemkot Tidore menggelar Festival Tidore
dalam rangka menyedot wisatawan di Provinsi Maluku Utara (Malut).
Festival yang digelar dari 31 Maret hingga 12 April itu akan menampilkan
atraksi budaya, karnaval, dan kuliner.
"Potensi pariwisata di Maluku Utara sangatlah besar. Karena itu,
pemerintah melalui Kemenparekraf berkepentingan mempromosikan keindahan
provinsi ini melalui Festival Tidore 2012," kata Direktur Promosi Dalam
Negeri Kemenparekraf M Faried dalam Pameran Foto Sejarah dan Pariwisata
Tidore di Museum Nasional, Jakarta, kemarin.
Festival yang berlangsung keempat kalinya itu sekaligus menyambut
Festival Legu Gam ke-10 di Ternate yang digelar pada 1-21 April dan
event internasional bahari Sail Morotai 2012 pada September mendatang.
Kemenparekraf yakin, dengan beragamnya atraksi yang ditampilkan, akan
mendongkrak kunjungan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.
"Nanti ditampilkan kesenian mirip debus, doa bersama, serta prosesi
keselamatan bagi masyarakat. Tidore juga punya seribu masjid dan 1.000
rumah adat dengan atraksi yang menarik," kata Faried yang didampingi
Wali Kota Tidore Achmad Mahifa.
Achmad Mahifa mengatakan, Tidore Kepulauan layak menjadi destinasi
pariwisata karena memenuhi kriteria tiga A, yakni aksesnya mudah (hanya
lima menit naik kapal dari Ternate), atraksi menarik, dan akomodasi.
"Kita menargetkan 2.000 wisatawan datang ke Festival Tidore tahun ini.
Event seperti Festival Tidore, Sail Morotai, sangat bagus dimanfaatkan
untuk mendongkrak pariwisata dan mengangkat perekonomian masyarakat,"
katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Tidore
Kepulauan, Asrul Sani, mengatakan bahwa Festival Tidore selain bertujuan
mempromosikan pariwisata, juga untuk mengembangkan potensi ekonomi
kreatif daerah ini. Tak ketinggalan, promosi adat istiadat masyarakat
Tidore.
Salah satu bentuk adat istiadat yang dilestarikan seperti dilakukan
sebelum Festival Tidore, di mana dilakukan ritual pengambilan air suci
di gunung untuk dibawa ke Kesultanan Tidore dilanjutkan kirab budaya.
Asrul mengatakan, daya tarik festival akan diupayakan masuk ke kalender
kegiatan wisata Maluku Utara. (Sadono)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar