Mataram (ANTARA
News) - Parlemen Indonesia berniat mempromosikan potensi pariwisata yang
dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai bagian dari potensi
besar di Indonesia, melalui kegiatan ASEAN Inter Parliamentary Assembly.
"Untuk memperkenalkan Indonesia yang luas ini, agar negara-negara
lain menghargai Indonesia itu sebagai negara besar, makanya pertemuan
internasional seperti AIPA akan digelar di Lombok, Nusa Tenggara Barat,
agar wisatawan banyak datang," kata Presiden ASEAN Inter Parliamentary
Assembly (AIPA) Marzuki Alie, di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB),
Selasa.
Marzuki yang juga Ketua DPR itu berada di Mataram, guna
mengkoordinasikan kesiapan NTB sebagai tuan rumah Sidang Umum ke-33
AIPA, yang dijadwalkan September 2012.
Ia mengaku sering menghadiri pertemuan intErnasional, dan
mengetahui kalau negara-negara lain belum banyak mengenal Indonesia
secara keseluruhan sebagai negara yang luas dengan potensi besar.
"Saya sedih, mereka (negara lain) lebih tahu Malaysia daripada
Indonesia. Mereka tahunya Bali atau Jakarta atau belum mengenal
Indonesia secara utuh. Dari pertemuan-pertemuan itulah saya berpandangan
bahwa Indonesia harus dipromosikan, caranya laksanakan kegiatan
internasional di daerah-daerah yang potensial," ujarnya.
Marzuki menyontohkan, pertemuan negara-negara anggota Organisasi
Kerja Sama Islam (OKI) di Palembang, Sumatera Selatan, 24-31 Januari
2012, yang dihadiri sebanyak 334 peserta dari 40 negara.
Ia memanfaatkan pertemuan itu untuk memperkenalkan Indonesia, dan
menawarkan Sidang Umum ke-33 AIPA di gelar di Pulau Lombok, NTB.
"Dengan mengenal Lombok, diharapkan akan banyak wisatawan yang
datang. Wisatawan yang ke Malaysia mencapai 20 juta, sedangkan ke
Indonesia tujuh juta saja sudah susah," ujarnya.
Marzuki mengaku, dalam berbagai kesempatan ia selalu menyampaikan
potensi besar Indonesia, termasuk di bidang pariwisata, yang juga
ditujukan kepada para pejabat dari China dan negara lainnya di Asia
maupun Afrika dan lain sebagainya.
China merupakan negara yang menjadi target kunjungan pariwisata ke
Indonesia, karena berpenduduk 1,3 miliar jiwa. Jika satu persen saja
yang bepergian ke Indonesia, maka ada tambahan satu juta wisatawan.
"Apalagi, China memiliki perekonomian yang relatif baik, tapi
jarang yang ke Indonesia, padahal punya potensi besar," ujarnya.
Menurut dia, Lombok cukup memadai sebagai daerah tujuan promosi
pariwisata melalui pertemuan AIPA, karena telah memiliki bandara udara
representatif yakni Bandara Internasional Lombok (BIL).
Selain itu, lokasi pelaksanaan sidang-sidang AIPA juga relatif
memadai, yang didukung ruangan tempat menginap peserta sidang.
"Potensi alam dan budaya di Lombok juga indah. Mereka (peserta
sidang AIPA) bisa menikmatinya, dan selanjutnya mengajak orang di
negaranya masing-masing untuk datang ke Lombok," ujarnya.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar